Hadits shahih tentang anjuran berbuat baik





Berbuat baik pada dasarnya adalah wajib, yaitu anda menunaikan hak-hak mereka yang wajib, seperti berbakti kepada orang tua, menyambung silaturahmi, dalam berlaku adil dalam segala muamalat, dengan memberikan semua hak yang diwajibkan atas anda, sebagaimana kamu mengambil apa yang menjadi hakmu secara penuh. Syaikh as-Sa’di berkata: 


Berbuat kebajikan (ihsan) itu ada dua macam: 1.  Berbuat baik dalam beribadah kepada Sang Pencipta, dengan menyembah Allah seolah-olah melihat-Nya. Jika pun tidak melihat-Nya, maka Allah melihatnya. Yakni bersungguh-sungguh dalam menunaikan hak-hak Allah secara Ikhlas, dan menyempurnakannya. 2.  Berbuat baik berkenaan dengan hak-hak mahluk. 

Berikut adalah beberapa hadits mengenai anjuran berbuatan berbuat baik.

1. Dari Abu Hurairah ra. ia berkata : “Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : “Bersegeralah kalian untuk mengerjakan amal-amal saleh, karena akan terjadi bencana yang menyerupai malam yang gelap gulita, yaitu seseorang pada waktu pagi dia beriman tetapi pada waktu sore dia kafir, atau pada waktu sore dia beriman tetapi pada waktu paginya dia kafir, dia rela menukar agamanya dengan sedikit keuntungan dunia .” (HR.Muslim)


2.  Dari Abu Sirwa’ah Uqbah bin Al-Harits ra., ia berkata : “Aku salat Ashar di belakang Nabi SAW ketika di Madinah. Setelah salam, beliau cepat-cepat bangkit melangkahi barisan para sahabat menuju kamar salah seorang isterinya. Para sahabat terkejut, karena beliau tergesa-gesa. Setelah itu Rasulullah keluar. Beliau heran melihat para sahabat yang terkejut itu, kemudian beliau bersabda : “Aku teringat sepotong emas dan aku tidak ingin terganggu karenanya maka aku menyuruh untuk membagi-baginya.”


3. Dalam riwayat yang lain disebutkan : “Aku meninggalkan sepotong emas yang harus kusedekahkan tetapi tertinggal di rumah, maka aku tidak ingin emas itu menginap di tempatku.” (HR.Bukhari)


4. Dari Jabir ra., ia berkata : Pada Perang Uhud, ada seseorang yang bertanya kepada Nabi SAW : “Apakah engkau tahu di manakah tempatku seandainya aku terbunuh ?” Beliau menjawab : “Di dalam surga.” Kemudian orang itu terus melemparkan biji-biji kurma yang ada di tangannya lalu dia maju perang sehingga mati terbunuh .” (HR.Bukhari dan Muslim)


5. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Ada seseorang yang datang kepada Nabi SAW bertanya : “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling besar pahalanya ?” Beliau menjawab : “Bersedekahlah selama kamu masih sehat, suka harta, takut miskin dan masih berkeinginan kaya. Dan janganlah kamu menunda-nunda, sehingga apabila nyawa sudah sampai di tenggorokan, maka kamu baru berkata : “Untuk fulan sekian dan untuk fulan sekian, padahal harta itu sudah menjadi hak si fulan (ahli warisnya).” (HR.Bukhari dan Muslim)


6. Dari Anas ra., ia berkata : Ketika Perang Uhud Rasulullah SAW mengambil pedang seraya bersabda : “Siapakah yang bersedia menerima pedang ini ?” Maka setiap orang mengulurkan tangannya seraya berkata : “Saya,saya.” Beliau bersabda lagi : “Siapakah yang bersedia menerimanya dengan penuh tanggung jawab ?” Maka semua orang terdiam, kemudian Abu Dujanah ra. berkata : “Saya akan menerimanya dengan penuh tanggung jawab .” Maka pedang itu diberikan kepada Abu Dujanah. Digunakan pedang itu olehnya untuk memenggal leher orang-orang musyrik .” (HR.Muslim)


7. Dari Zubair bin Adiy., ia berkata : “Kami mendatangi Anas ra., dan mengadukan penderitaan yang kami alami dari kekejaman Al-Hajjaj, kemudian Anas menjawab : “Sabarlah kamu semua, sesungguhnya akan datang suatu masa di mana penderitaan lebih berat lagi, sehingga kamu semua bertemu dengan Tuhanmu (meninggal dunia). Saya mendengar hal itu dari Nabi SAW” (HR.Bukhari)


8. Dari Abu Hurairah ra. ia berkata : “Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : “Bersegeralah kalian untuk beramal sebelum datangnya tujuh perkara. Apakah kamu harus menantikan kemiskinan yang dapat melupakan, kekayaan yang dapat menimbulkan kesombongan, sakit yang dapat mengendorkan, tua renta yang dapat melemahkan, mati yang dapat menyudahi segala-galanya, atau menunggu datangnya Dajjal, padahal ia adalah sejelek-jelek sesuatu yang ditunggu, atau menunggu datangnya hari kiamat, padahal kiamat adalah sesuatu yang amat berat dan amat menakutkan .” (HR.Turmudzi)


9. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW ketika Perang Khaibar bersabda : “Aku benar-benar akan menyerahkan panji ini kepada seseorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, dan Allah akan memberikan kemenangan melalui tangannya .” Umar ra. berkata : “Saya tidak begitu antusias menjadi pemimpin kecuali hari ini. Maka saya menampakkan diri dengan harapan supaya dipanggil oleh Nabi .” Akan tetapi Rasulullah SAW memanggil Ali bin Abi Thalib dan menyerahkan panji itu kepadanya, seraya bersabda : “Majulah ke depan dan janganlah kamu menoleh ke belakang sebelum Allah memberi kemenangan kepadamu .” Kemudian Ali melangkah beberapa langkah lalu berhenti tetapi tidak menoleh ke belakang dan berteriak : “Wahai Rasulullah, siapakah yang harus aku perangi ?” Beliau menjawab : “Perangilah mereka, sehingga mereka mau bersaksi, bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah. Apabila mereka telah bersaksi, berarti terpelihara harta dan darah mereka kecuali dengan haknya, adapun mengenai perhitungan amal mereka terserah pada Allah .” (HR.Muslim)



Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar